Rabu malam, 18 Juni 2025, halaman Pasar Modern Rufei di Kota Sorong menjadi
saksi akan sebuah peristiwa rohani yang penuh kuasa dan sukacita Ilahi. Di bawah langit yang sempat diguyur
hujan, umat Tuhan dari berbagai tempat dan kalangan berkumpul dalam satu
kerinduan yang sama: mengalami hadirat Allah secara nyata dalam Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR) malam ketiga, yang juga merupakan malam terakhir dari
rangkaian KKR yang telah berlangsung penuh berkat.
Dengan tema besar “The Joy of The Holy Spirit” atau “Sukacita
dari Roh Kudus”, suasana ibadah dimulai tepat pukul 18.00 WIT. Meski hujan sempat membasahi lokasi,
tidak ada yang mampu memadamkan kobaran semangat umat Tuhan yang begitu luar
biasa. Mereka tetap berdiri teguh dalam pujian dan penyembahan, membuktikan
bahwa sukacita dari Roh Kudus jauh lebih kuat dari segala gangguan alam. Di
tengah rintik-rintik hujan itu, hadirat Tuhan turun menyelimuti umat-Nya.
Ibadah diawali dalam doa pembuka yang dibawakan oleh Ketua Majelis Wilayah II GPdI Kota Sorong, Pdt. Corlinus Mayaut.
Kemudian suasana dilanjutkan dengan pujian penuh pengurapan yang dipimpin oleh Worship Leader Ev. Nehemia Raweyai, membawa
seluruh jemaat masuk dalam hadirat Tuhan yang kudus dan penuh damai.
Kegiatan KKR yang diinisiasi oleh Komisi Daerah Penginjilan GPdI Papua Barat Daya
di bawah kepemimpinan Pdt. Ruddy F. Mangeber, S.Th bersama seluruh anggotanya,
dan dieksekusi dengan baik oleh Jemaat GPdI Haleluya Rufei Sorong di
bawah penggembalaan Pdt. Zada H. Rifurariani, menjadi bukti bahwa ketika
tubuh Kristus bersatu dalam visi yang sama, maka kemuliaan Allah akan
dinyatakan dengan dahsyat.
Malam itu, panggung Tuhan dipercayakan kepada Pdt. Eddy Pongoh,
Ketua KP4
sekaligus Ketua Departemen Penginjilan Pusat GPdI. Dengan penuh wibawa rohani
dan kuasa Firman, beliau menyampaikan pesan Tuhan yang diambil dari Markus 5:24,
kisah tentang seorang perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun,
namun sembuh oleh iman yang menyentuh jubah Yesus. Suatu pesan yang menggugah
hati, mengingatkan umat Tuhan bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang
percaya. Lalu beliau menjelaskannya
dengan beberapa poin penting:
= Iman yang
Menggerakkan Mujizat
Seorang perempuan yang menderita pendarahan selama 12 tahun, mendekati Yesus
dalam keramaian dan percaya bahwa jika ia hanya menyentuh jubah-Nya, ia akan
sembuh. Iman sederhana ini membawa kesembuhan seketika.
= Sentuhan
yang Berkuasa
Perempuan itu diam-diam menyentuh jubah Yesus, dan kuasa pun mengalir darinya.
Meskipun banyak orang menyentuh-Nya, hanya sentuhan yang disertai iman itu yang
membuat Yesus sadar ada kuasa yang keluar dari-Nya.
= Penyembuhan
yang Total: Fisik dan Rohani
Setelah sembuh secara fisik, Yesus memanggil perempuan itu untuk tampil di
hadapan umum. Ia tidak hanya dipulihkan tubuhnya, tetapi juga diteguhkan
imannya dan dipulihkan martabatnya sebagai anak Allah.
= Yesus Menghargai Iman Pribadi
Yesus tidak menegur perempuan itu karena mendekati-Nya secara diam-diam, tetapi
justru memuji imannya dan berkata, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan
engkau.” Ia menunjukkan bahwa keselamatan datang dari iman, bukan hanya dari
tindakan lahiriah.
Seusai berkhotbah, Pdt. Eddy Pongoh turun dari podium, lalu mengundang siapa
saja yang tengah bergumul dan rindu lawatan Tuhan untuk maju ke depan. Seperti
banjir kasih, umat pun berbondong-bondong memenuhi halaman altar, meneteskan air mata, dan
menyerahkan beban hidup mereka di kaki salib Kristus. Bersama hamba-hamba Tuhan lainnya, beliau menumpangkan
tangan dan mendoakan umat dengan kuasa yang nyata.
Doa altar call malam itu dipimpin oleh Pdt. Stenly J. Piri, M.Th, Sekretaris KP4, yang dengan penuh kasih menuntun
umat kepada pengharapan yang baru dalam Kristus. Dari altar itu pula, lima jiwa
menyatakan komitmen untuk menerima baptisan air — suatu buah rohani yang manis
dari benih Firman yang telah ditabur.
Sebagai penutup malam yang diberkati, doa berkat dibawakan oleh Pdt. Jopie Kalangi, M.Th.,
M.Pd, Sekretaris Majelis Daerah GPdI Papua Barat Daya,
mengukuhkan seluruh perjalanan KKR ini sebagai satu kesatuan karya Allah yang
hidup di tengah umat-Nya.
Dalam ucapan syukurnya di penghujung ibadah, Pdt. Zada H. Rifurariani,
selaku tuan rumah, menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas penyertaan Tuhan
yang begitu nyata sejak malam pertama hingga malam penutupan ini. Ia juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah melayani dengan setia
dan bersama-sama menjadikan kegiatan ini bukan hanya sebuah acara, melainkan
momentum lawatan Roh Kudus yang akan dikenang dalam sejarah rohani kota ini.
Sungguh, malam itu menjadi malam yang mengukir kesaksian — bahwa sukacita
dari Roh Kudus bukan sekadar perasaan, tetapi kuasa yang memulihkan,
menguatkan, dan memperbaharui hidup setiap orang percaya.
"The Joy of The Holy Spirit" bukan hanya tema, tetapi pengalaman nyata. Kota Sorong telah diberkati, dan benih kebangunan telah ditaburkan — kini saatnya menuai panen jiwa-jiwa bagi kemuliaan Tuhan!"
IBADAH KKR MALAM TERAKHIR KDP3 PBD ROH KUDUS KERJA DENGAN HEBAT
0 Komentar