Kota Sorong - Minggu 14 April 2024, Keluarga besar Jemaat GPdI Pniel Surya (JPS) Kota Sorong boleh mendapatkan kesempatan kepercayaan menjadi tuan rumah dalam ibadah Persatuan Wilayah II yang mana ini juga sudah ada dalam agenda atau program Majelis Wilayah II Kota Sorong.
Ibadah Persatuan Wilayah II Kota Sorong ini bertempat di GPdI Pniel Surya Kampung Baru Kota Sorong, ibadah dimulai pukul. 18.00 WIT sampai dengan selesai. Ibadah berlangsung sangat luarbiasa meskipun dalam kondisi hujan lebat namun semangat adan kebersamaan gembala serta jemaat yang ada di wilayah II sangat kuat sekali.
Adapun yang melayani dalam ibadah tersebut Pemimpin Pujian: Oleh Ibu. Lydia Refassy, music, singers serta kwayers semua dari jemaat lokal setempat selain itu juga ada yang mengisi puji-pujian baik dari seluruh bapak dan Ibu-ibu Rohani Wilayah II maupun dari Jemaat setempat.
Firman Tuhan disampaikan oleh Bapak Gembala setempat (Pdt. Jopie Kalangi, M.Th) dengan mengambil dua bahagian firman Tuhan yang terdapat didalam (Roma 11:36-Roma 12:1).
Lalu beliau menguraikannya dengan sangat luar biasa.
Paulus sedang menjelaskan bagaimana kehebatan serta kuasaan Tuhan itu yang tidak sanggup di terka dan diselami oleh pikiran manusia! kesimpulan dari kata-kata Paulus adalah terdapat pada Roma 11:36, Sebab segala sesuatu adalah dari Dia; dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Paulus menyadarai bahwa segala sesuatu yang dimilikinya entah itu pendidikan Thelogianya sebagai pakar hukum Torat dibawah asuhan atau anak didik Gamaliel seorang guru besar Yahudi serta pemimpin Sanhedrin Yahudi, Paulus berkata bahwa semuanya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengenalanku akan Tuhan.
Lalu bagaimana supaya kita bisa mengaplikasikan atau menyampaikan bahwa segala kemuliaan itu hanya kepada Tuhan, lalu beliau menjelaskan pada ayat berikutnya yaitu terdapat didalam Roma 12:1 diawal ayat itu dikatakan "KARENA ITU," kalimat kerena itu menurut beliau itu bukan kalimat yang berdiri sendiri itu berarti ada kalimat lain selanjutnya. 'Karena itu, sudara-sudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."
Yang pertama adalah "IBADAH YANG SEJATI"
Dalam alkitab ada begitu banyak membahas soal ibadah contoh dalam (Ibrani 10:25) dan makna ibadah yang paling dalam yang diungkapkan oleh Paulus disini ialah mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan. Pada bagian ini lalu beliau menjelaskan bahwa jika kita melihat dan berbicara mengenai korban persembahan; itu ada 3 bagian yang tidak terpisahkan dan itu adalah seharusnya gambaran saya dan sudara:
1. KORBAN ITU HARUS HIDUP
2. MEZBAH KORBAN/Tempat untuk menaruh korban diatasnya
3. API
Jika kita memperhatikan dalam kitab Imamat pasal 1-6 disitu menerangkan tentang ada 5 bentuk korban yang dilakukan oleh bangsa Israel dalam perjanjian lama. yaitu: 1. Korban Bakaran, 2. Korban Sajian, 3. Korban Keselamatan, 4. Korban Penghapus Dosa dan yang kelima ialah Korban Penebus Salah.
dari lima macam korban ini semuanya merujuk dan gambaran dari Yesus Kristus itu sendiri. Kenapa demikian kata beliau sebab yang namanya korban pasti ada Domba dan Yesus Kristus adalah Anak Domba itu.
-Korban Bakaran
Sekarang mari kita lihat tentang korban bakaran menurut Suratan Roma 12:1! bicara soal korban jika itu seekor domba, maka domba atau lembu Sapi dan Kambing tersebut haruslah korban yang terbaik yang tidak timpang tidak berpenyakitan atau cacat. Dan sebelum korban itu dipersembahkan kepada Tuhan, maka korban itu terlebih dahulu harus di sembelih, dikuliti, dibuang hal-hal yang tidak perlu, lalu korban itu ditaruh diatas mezbah. Dan korban itu akan berkenan apabila ada api yang tentu untuk membakarnya.
Rasul Paulus menasehatkan kita bahwa demi kemurahan Allah (demi Yesus sebagai korban bakaran), hendaklah kita mempersembahkan tubuh kita (seluruh apa yang nampak) sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadah yang sejati. Jadi, hidup kita harus dipersembahkan sebagai korban bakaran yang menyenangkan hati Tuhan. Jika kita sudah mempersembahkannya kepada Tuhan, kita tidak boleh memintanya lagi dari Tuhan. Berbicara tentang hidup kita sebagai korban bakaran, kita harus berani percaya. Sebab jika kita berani mempersembahkan seluruh hidup kita sebagai korban bakaran yang menyukakan Tuhan, percayalah kita akan melihat dan mengalami kemuliaan Tuhan.
Saya percaya sudara yang hadir malam hari ini memberikan yang terbaik kepada Tuhan bukan sisa-sisa! sisa uang, sisa tenaga, sisa waktu, tapi kita menyisihkan sebab kita semua tentu orang-orang sibuk tapi bagaimana kita bisa memberikan waktu buat Tuhan.
bila kita melihat dalam perjanjian lama bagaimana domba atau hewan yang dipersembahkan itu harus dipotong-potong, disembelih, dikuliti, dan kita sebagai orang percaya adalah persembahan yang hidup itu; Oh...betapa sakitnya kita sakit karena kita memberi yang terbaik kepada Tuhan melalui proses yang tidak mudah kita dibentuk ini adalah perjalanan hidup kekristenan kita sebagai orang percaya. kita merasakan apa itu proses Tuhan kita dikuliti ada hal-hal yang tidak baik dan tidak pantas itulah yang dibuang dan terkadang yang menguliti kita itu adalah Firman Allah karena Firman punya kuasa untuk mengubah manusia.
Lalu beliau bercerita sedikit tentang bagaimana dalam perjalan panggilan Tuhan sebelum menjadi seorang gembala, beliau merasakan apa yang namanya dikuliti itu. Praktek disalah satu gembala orang manado di Lampung, perjalanan yang cukup panjang karena merespon dan fokus pada panggilan Tuhan. Disitulah bagaimana beliau mengalami pembentukan Tuhan yang hebat. Lalu ditambah lagi dengan proses dalam penggembalaan pernah menjadi gembala di Pulau Kasim selama 13 Tahun: meskipun pelayanan ini berada di tengah-tengah perusahaan, tapi dijaman itu belum ada listrik jadi hidup dalam gelap gulita. Saya percaya semua gembala-gembala dilahirkan dalam satu proses yang panjang tidak mudah.
Terkadang kita hanya seperti anak Domba yang diam saat di bantai..!
-MEZBAH
Pada bagian ini beliau menyinggung sedikit tentang satu kisa yang begitu fenomenal dalam Kitab 1 Raja-raja 18:1-40 adalah kisah dimana nabi Elia seorang diri melawan 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera. Sama-sama mereka membuat Mezbah dan meletakkan korban diatasnya.
Sebelum pertunjukkan itu dimulai, Elia terlebih dahulu meminta komitmen dari bangsa Israel agar percaya kepada Allah dan bukan kepada Baal (1 Raja-raja 18:21) terbukti saat itu bangsa Israel sedang goyah imannya mereka setengah melayani Tuhan setengahnya juga melayani Baal. Jadi bagi Elia ini tidak ada lagi ruang kompromi.
Para nabi Baal pergi terlebih dahulu. Ketika mereka memanggil tuhan mereka, tidak terjadi apa-apa mereka sampai melukai diri mereka sendiri sambil berjingkrak-jingkrak, berseru kepada Baal namun dalam 1 Raja-raja 18:26 menjelaskan tidak ada suara tidak adak yang menjawab.
Selanjutnya giliran Elia dia menyuruh orang-orang agar memenuhi altar dengan 12 tempayan air mereka menenggelamkan kayu, korban, dan ruang dibawah kayu. Elia hanya ingin memastikan bawah supaya jangan ada seorang pun yang meragukan kuasa Tuhan saat api Tuhan turun membakar korban persembahanya diatas mezbah. Kemudian Elia memanjatkan sebuah doa sederhana (1 Raja-raja 18:36-37). Dalam pertunjukkan kuasa Tuhan yang spektakuler,Api turun dari Sorga, memakan korban Elia, kayu, batu, air, dan segala sesuatu yang ada disekitarnya semuanya, dan tanggapan atas kuasa ini tidak bisa disangkal lagi. Ketika seluruh bangsa melihatnya maka tersungkurlah mereka maka mereka berkata: "TUHAN", Dialah Allah! Tuhan, Dialah Allah!" (1 Raja-raja 18:39).
Mezbah bicara tentang hubungan kita dengan Allah, Bangsa Israel Di mezbah mereka mempersembahkan macam-macam korban kepada Allah sebagai tanda penghormatan dan permohonan agar memperoleh belas kasihan dari Allah.
Dalam kehidupan keimanan kita saat ini, membangun mezbah bukan lagi seperti yang dilakukan orang Israel sebagai umat Allah, tetapi lebih mengarah kepada membangun sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan lewat doa. Dalam keluarga kita membangun mezbah keluarga berarti membangun sebuah hubungan intim dengan Tuhan lewat doa bersama yang dilakukan terus menerus.
- Kejadian 26:12-13
Mezbah
adalah tumpukkan batu yang disusun lalu diatasnya ditaruh persembahan korban
berupa domba, lalu Ishak dan orang-orang yang bersama dengan dia semua mereka
berada disana di dekat mezbah. Mezbah bicara tentang bagaimana sikap hati kita
menghormati Tuhan melalui doa, ibadah, persekutuan dan pujian penyembahan.
Ishak mengutamakan Tuhan (Baca Matius 6:33), jika kita mau mengalami berkat
dalam hidup ialah mencari Tuhan/memprioritaskan Tuhan. Dalam Mazmur 127:1-2
berkata jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah maka sia-sia orang yang
membangun akan dia. Jikalau bukan Tuhan yang mengawal sebuah kota, maka sia-sia
orang-orang yang berjaga-jaga akan dia. Berati semua berkat yang kita cari dan
kita kejar itu ada ditangan seorang yang bernama Yesus Kristus.
- API
Kalau kita membaca dalam Imamat pasal 6:12-13 disana aturannya api yang ada diatas mezbah itu tetap terus menyala jangan biarkan dia padam atau mati. Ada tugas besar bagi seorang Imam untuk menjaga api itu tetep menyala. dalam pengertian rohaninya api ini adalah gambaran pekerjaan Roh Kudus! biarkan api Roh Kudus terus membakar hidup kita, membakar semangat kita, sehingga kita makin menggebu-gebu dalam melayani Tuhan. Adakah api itu masih menyala.? atau sudah padam demikianlah kata beliau dalam khotbahnya sambil bertanya kepada jemaat yang mengikuti ibadah.
Api disini bukan sembarang api ini bukan api biasa api yang bersumber langsung dari Tuhan, sodara jangan memasukkan api asing kedalam pelayananmu; api yang lain yang bukan bersumber dari Tuhan, sebab konsekkuensi ketika kita melayani menggunakan api asing:
Contoh dalam Imamat 10:1 kita melihat disana bagaimana Tuhan marah sehingga api Tuhan menyambar Nadab dan Abihu padahal mereka anak-anak Iman, dibunuh Tuhan saat mempersembahkan Ukupan. Kenapa mereka dibunuh Tuhan..?
- Karena mereka memasukkan api asing api yang tidak diperkenankan oleh Allah (Keluaran 30:7-9) Allah sudah perintahkan kalau mau bakar ukupan atau wangi-wangian jangan ambil api dari sumber yang lain harus dari api yang sudah Tuhan tetapkan.
Sudara melayani jangan pakai Roh yang lain selain Roh Kudus sebab itu hanya mendatagkan celaka dan murka Allah atas hidup kita.
Api Roh Kudus ini juga yang pernah membakar 120 murid ketika berkumpul di kamar loteng Yerusalem mereka menjadi berani bersaksi, berani berkhotbah, bahkan Petrus yang tadi-tadinya seorang pengecut kini dia menjadi berani sekali berkhotbah 3000 jiwa bertobat. Karena api Roh Kudus telah membakar hidupnya.
Hari-hari ini ada begitu banyak gereja yang mengganti suasana dalam sebuah kebaktian dengan api-api asing, beliau juga mengajak dalam khotbahnya kepada teman-teman gembala untuk terus menjaga kebersamaan khususnya ada kegiatan Ibadah Felloship dimana itu sangat bagus sekali untuk bersatu, saling mendoakan dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
Diakhir Firman Tuhan disusul juga dengan satu acara yang luar biasa yaitu: Pelantikan kepada Pengurus Staf Khusus Majelis Daerah Bidang Hukum dan Advokasi.
Lalu Ibadah ditutup dalam doa yang disampaikan oleh Ketua Majelis Daerah GPdI Papua Barat Daya (Pdt. Lukas Marani, S.Th) lalu dilanjutkan dengan jamuan kasih.
0 Komentar