API INJIL TELAH MENYALA DI DISTRIK SEGET KABUPATEN SORONG

Haleluya!
Di tengah teriknya mentari dan di bawah langit Distrik Seget yang terbentang luas, satu kisah kebangunan rohani telah tertulis dalam tinta kasih dan kuasa Roh Kudus. Pada tanggal 19 dan 20 Juni 2025, Komisi Daerah Penginjilan (KDP3) GPdI Papua Barat Daya, bekerja sama dengan Komisi Penginjilan Wilayah IV Kabupaten Sorong
dengan Ketua Wilayahnya Pdt. Robert Nender,S.Th, mengadakan Ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang mengguncang langit Seget dan membakar kembali semangat pelayanan di hati umat Tuhan.

Ratusan jiwa berkumpul, berjalan kaki dari kampung ke kampung, dari lorong ke lorong, memenuhi lapangan terbuka yang menjadi altar perjumpaan Ilahi. Tidak ada gedung megah. Tidak ada pendingin ruangan. Hanya tanah lapang, langit terbuka, dan hati yang rindu akan jamahan Tuhan. Dan justru di sanalah kemuliaan Allah turun dengan nyata.

Tema besar “The Joy of the Holy Spirit” bukan hanya sebuah semboyan. Itu menjadi kenyataan. Sukacita itu hidup. Sukacita itu menular. Sukacita itu melingkupi seluruh lapangan malam itu—bukan karena hiburan, tetapi karena hadirat Roh Kudus yang bekerja di tengah umat-Nya.

Ibadah KKR ini dipimpin oleh dua hamba Tuhan yang telah menjadi tiang dalam pelayanan penginjilan nasional. Malam pertama, firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Stenly J. Piri, M.Th, Sekretaris KP4 Pusat GPdI. Dan malam terakhir, mimbar Tuhan diisi oleh Pdt. Eddy Pongoh, Ketua KP4 sekaligus Ketua Departemen Penginjilan Pusat GPdI. Di usianya yang tidak lagi muda, beliau berdiri dengan semangat menyala—suaranya menggema, membakar, dan menyentuh dasar hati setiap pendengar. Ia berseru:
“Jika kamu percaya, kamu akan melihat kemuliaan Allah!”
Dan benar—kemuliaan itu turun.
Kesembuhan Ilahi terjadi.
Pertobatan mengalir.
Air mata menggenang bukan karena duka, tapi karena kasih yang melingkupi.

Namun, di balik kisah yang gemilang ini, tersembunyi pula sebuah kisah pengorbanan yang tak terlupakan. Rombongan tim penginjilan dari Sorong menempuh perjalanan yang luar biasa berat. Cuaca buruk, medan yang menantang, dan kerusakan kendaraan membuat perjalanan yang biasanya hanya 3–4 jam, berubah menjadi 10 jam penuh tantangan. Di atas truk yang mengangkut seluruh peralatan ibadah, mereka bertahan—karena yang mereka bawa bukan sekadar alat, tapi misi keselamatan bagi jiwa-jiwa yang haus akan kebenaran.

Dan siapa yang menjadi tuan rumah bagi pergerakan surgawi ini? Jemaat GPdI Sion Wayankede, dengan gembalanya Pdt. Jemmy Kumune, yang menyambut dengan hati terbuka dan penuh syukur. Dalam kesaksiannya, beliau berkata, “Kami sangat diberkati... Tuhan Yesus hadir dan melawat jemaat-Nya dan semua warga di tempat ini.”

Doa pembukaan dibawakan oleh Pdt. Franky Wowor, Ketua Komisi Penginjilan Wilayah IV. Sementara itu, saat malam mencapai puncaknya dan banyak jiwa tergerak untuk menyerahkan hidup kepada Kristus, doa altar call dipimpin oleh Ketua KD Penginjilan GPdI Papua Barat Daya, Pdt. Ruddy F. Mangeber, S.Th.

Inilah bukti bahwa Injil tidak dibatasi oleh cuaca, jarak, atau medan. Ketika Tuhan mengutus, langit dan bumi ikut bekerja.
Api penginjilan telah menyala di Seget.
Sukacita oleh Roh Kudus telah meledak dan menjalar dari satu hati ke hati yang lain.

Biarlah kisah ini tidak hanya dikenang, tapi juga menjadi obor yang terus menyala—membakar semangat penginjilan, dan menyatakan bahwa Yesus masih menyelamatkan, menyembuhkan, dan membaptis dengan Roh Kudus hingga hari ini.

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati dan terus memakai Komisi Daerah Penginjilan GPdI Papua Barat Daya.

API INJIL MENYALA DI DISTRIK SEGET KABUPATEN SORONG

 

Posting Komentar

0 Komentar