IBADAH PEMBUKAAN SARASEHAN WANITA PANTEKOSTA & KONFERENSI STUDI PENGGEMBALAAN

 

Sorong 10 Juni 2025

Selasa, 10 Juni 2025 menjadi hari yang penuh sukacita dan bersejarah bagi seluruh jemaat dan pelayan Tuhan dalam lingkup Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Papua Barat Daya. Bertempat di GPdI Pniel Surya, Kampung Baru, Sorong, telah dilaksanakan Ibadah Pembukaan Kegiatan Sarasehan Wanita Pantekosta dan Konferensi Studi Penggembalaan (KSP) GPdI Papua Barat Daya, sebuah momen rohani yang sarat dengan makna dan penguatan iman.

Kegiatan ini mengangkat tema besar: "MENJADI JEMAAT GPDI BERKARAKTER KRISTUS DAN BERDAMPAK BAGI DUNIA", sebagai wujud kerinduan gereja untuk menumbuhkan jemaat yang tidak hanya kuat secara rohani tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat. Dua sub-tema menjadi landasan dalam dua fokus kegiatan utama, yakni:

  1. KSP: “MENGGEMBALAKAN DENGAN HATI KRISTUS DI TENGAH DUNIA YANG BERUBAH”
  2. SARASEHAN WANITA PANTEKOSTA: “WANITA YANG TEGUH DAN BERBUAH DI TENGAH TANTANGAN ZAMAN”

Kegiatan ini dimulai pada pukul 16.00 Sore waktu setempat dan akan berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 10 dan 11 Juni 2025. Ibadah dan seluruh rangkaian acara dihadiri oleh para gembala GPdI dari delapan wilayah pelayanan di seluruh Papua Barat Daya, serta tokoh-tokoh gerejawi, pemimpin rohani, dan dari unsur pemerintahan pun ikut hadir dalam kegiatan besar ini. Kehadiran Gubernur Papua Barat Daya, Bapak Elisa Kambu, S.Sos, menjadi bentuk dukungan dan apresiasi dari pemerintah terhadap peran gereja dalam pembangunan moral dan spiritual masyarakat.

Acara diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Pdt. Jopie Kalangi, M.Th.,M.Pd, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Daerah (MD) GPdI Papua Barat Daya. Setelah itu, ibadah dilangsungkan dalam suasana penuh hadirat Tuhan, dipenuhi dengan nyanyian pujian dan penyembahan dari seluruh Wanita Pantekosta dan Bapak-bapak Gembala GPdI Papua Barat Daya. Hal yang sangat berkesan dalam momen pujian ini adalah ketika Bapak Gubernur Elisa Kambu, S.Sos turut serta berdiri memuji Tuhan bersama seluruh bapak-bapak gembala, menunjukkan bahwa kebersamaan dalam iman melampaui sekat-sekat formalitas.

Firman Tuhan pada ibadah pembukaan disampaikan oleh Pdt. Jhony Sumarauw, BRE.,M.Th, beliau merupakan selaku anggota Majelis Pusat GPdI Departemen Penggembalaan. dengan mengambil dasar firman dari Kisah Para Rasul 2:1–4, 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Beliau menjelaskan bahwa. Ayat ini menceritakan peristiwa Pentakosta, yaitu saat Roh Kudus dicurahkan kepada para murid Yesus di Yerusalem. Mereka sedang berkumpul dalam satu tempat, lalu terdengar bunyi seperti tiupan angin keras, dan tampak lidah-lidah seperti nyala api hinggap di atas kepala mereka. Setelah itu, mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara dalam berbagai bahasa, sesuai dengan yang diberikan oleh Roh Kudus.

Makna utamanya:

·       Terpenuhinya janji Yesus tentang kedatangan Roh Kudus.

·       Awal dari gereja mula-mula dan pemberitaan Injil secara luas.

·       Menunjukkan kuasa Allah dan kesatuan umat dalam Roh Kudus.

yang berbicara mengenai pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Pesan yang disampaikan sangat relevan dengan semangat kegiatan ini, mengajak jemaat dan para gembala untuk hidup dipenuhi Roh Kudus agar tetap berdampak di tengah dunia yang terus berubah.

Setelah firman disampaikan dan ibadah ditutup dalam doa oleh Pdt. Tineke Sumolang-Waworuntu, kegiatan dilanjutkan dengan laporan panitia, yang disampaikan secara langsung oleh Ketua Panitia Sarasehan dan KSP, Pdt. Farida Walukow-Timumun. Dalam laporannya, ia menjelaskan latar belakang, tujuan, serta gambaran umum pelaksanaan kegiatan selama dua hari yang akan berjalan, termasuk seminar-seminar dan diskusi rohani yang akan digelar.

Usai laporan panitia, masuk ke sesi sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Majelis Daerah GPdI Papua Barat Daya, Pdt. Lukas Marani, S.Th, yang menekankan pentingnya peran gembala dan kaum wanita dalam menopang pelayanan gereja yang sehat dan bertumbuh. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Gubernur Papua Barat Daya, Bapak Elisa Kambu, S.Sos. Yang dalam pidatonya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap gereja yang aktif membina moral umat melalui kegiatan seperti ini. Beliau menyampaikan bahwa “kegiatan seperti ini sangat baik dan harus selalu hadir di tengah masyarakat agar umat beragama dapat terus menjalin kebersamaan satu sama lain.”

Sebagai bentuk dukungan nyata, Gubernur Elisa Kambu juga pernyataan sikap bahwa beliau siap untuk membantu dan memndukung kepada panitia pelaksana Sarasehan Wanita Pantekosta dan Konferensi Studi Penggembalaan. Tindakan ini disambut dengan tepuk tangan meriah dan ucapan syukur dari seluruh hadirin.

Momen yang sangat simbolik dan bersejarah pun terjadi ketika Gubernur secara langsung melakukan penyematan tanda peserta dan pemukulan tifa sebagai tanda bahwa kegiatan Sarasehan Wanita Pantekosta dan KSP GPdI Papua Barat Daya tahun 2025 secara resmi telah dibuka. Suasana penuh antusias dan sukacita rohani meliputi seluruh jemaat yang hadir.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi seminar rohani, yang kembali dibawakan oleh Pdt. Jhony Sumarauw, BRE., M.Th., sebagai pembicara utama. Dalam sesi ini, beliau membahas lebih dalam bagaimana seorang gembala perlu memiliki hati Kristus dalam memimpin jemaat, serta bagaimana kaum wanita Kristen dapat menjadi pribadi yang teguh dan menghasilkan buah pelayanan dalam berbagai bidang kehidupan di tengah tantangan zaman modern.

Hari pertama kegiatan ditutup dengan refleksi rohani, doa bersama, dan pengumuman teknis untuk sesi hari kedua yang akan diisi dengan diskusi kelompok, pelatihan karakter.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa gereja memiliki peran sentral dalam membentuk karakter Kristus di tengah jemaat serta menjawab kebutuhan zaman melalui pendekatan rohani yang relevan dan berdampak. Semoga melalui kegiatan ini, GPdI Papua Barat Daya semakin kuat, bersatu, dan terus menjadi terang bagi bangsa dan dunia.

TUHAN YESUS MEMBERKATI.!

IBADAH PEMBUKAAN SARASEHAN PELWAP & KSP
GPdI PAPUA BARAT DAYA TAHUN 2025

Posting Komentar

0 Komentar