Sorong
10 Maret 2025
Berlokasi di GPdI Menara Doa Aimas KM 17.5 Kelurahan Klablim Kota Sorong,
Panitia SARASEHAN PELWAP Tahun 2025 GPdI Papua Barat Daya telah melakukan Doa
Puasa bersama sekaligus dilanjutkan dengan Rapat Panitia Sarasehan doa puasa dan
rapat ini dimulai pada pukul 14.00 Wit (2 Siang). Rapat kali Ini juga boleh
dibilang sudah rapat panitia Sarasehan yang keempat kalinya; doa puasa dan rapat
ini dipimpin langsung oleh Ketua Panitia Sarasehan yaitu Ibu Pdt. Farida Walukow-Timumun.
Sedangkan untuk jumlah anggota panitia yang hadir mengikuti doa puasa dan rapat ini berjumlah 14 orang dari 92 jumlah anggota panitia, adapun rencana pelaksanaan kegiatan sarasehan PELWAP GPdI Papua Barat Daya ini akan dilaksankan pada bulan juni tanggal 11 sampai dengan 13 dan direncanakan juga akan ada tiga pembicara atau narasumber dalam kegiatan Sarasehan PELWAP GPdI Papaua Barat Daya ini, doa puasa berlangsung sangat luar biasa pasalnya meskipun jika dilihat dari jumlah panitia yang hadir sangat sedikit tapi semangat, sukacita, serta komitment yang dimiliki begitu kuat sekali.
Doa pembukaan dibawahkan oleh Pdt. Stenly Legi, sedangkan firman Tuhan disampaikan oleh Ibu Pdt. Grace Jeiske Mangeber dalam kotbah singkatnya beliau mengambil satu ayat yang terdapat dalam (Pengkhotbah 9 : 10) Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
Lalu beliau menguraikkanya dengan sangat baik
sekali selain beliau mengaikat ayat tersebut dengan pengalaman pribadi dan
kehidupan sehari-hari beliau juga memeparkan beberapa point penting yang itu
didalamnya ada pesan yang kuat sekali untuk mengajak kepada seluruh anggota
panitia Sarasehan yang ada supaya memiliki komitment kuat saat kita
dipercayakan dengan suatu tugas pelayanan.
- Panggilan
untuk bekerja dengan sungguh-sungguh
Ayat ini menekankan pentingnya bekerja keras dalam segala hal yang kita
lakukan. Apa pun tugas yang ada di hadapan kita, kita harus melakukannya dengan
penuh dedikasi dan usaha maksimal. Ini mengajarkan nilai kesungguhan,
ketekunan, dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan.
- Kesempatan
hidup yang terbatas
Ayat ini juga mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara.
Setelah seseorang meninggal, ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk bekerja,
belajar, atau mengambil keputusan. Oleh karena itu, selama masih hidup, kita
harus memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya.
- Hikmah
tentang kehidupan dan kematian
Pengkhotbah menyoroti kenyataan bahwa di alam kematian atau dunia orang mati, tidak ada lagi
pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan, atau hikmat. Ini menunjukkan bahwa segala
sesuatu harus diselesaikan selama kita masih hidup. Ayat ini mengajarkan
pentingnya mengambil tindakan sekarang, tanpa menunda-nunda, karena kita tidak
tahu kapan kehidupan akan berakhir.
- Relevansi
dalam kehidupan modern
Dalam konteks kehidupan saat ini, Pengkhotbah 9:10 mengajarkan kita untuk tidak
bermalas-malasan dan menunda pekerjaan yang bermanfaat. Kita dipanggil untuk
berusaha dengan sebaik mungkin, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun
hubungan dengan sesama.
Ayat ini adalah panggilan untuk hidup dengan penuh semangat dan kesungguhan. Selama masih diberi kesempatan hidup, kita harus bekerja dengan rajin, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Sebab, ketika kehidupan di dunia ini berakhir, kesempatan itu tidak akan ada lagi.
Dalam rapat Ketua Panitia Sarasehan
PELWAP GPdI Papua Barat Daya Tahun 2025 Ibu Pdt. Farida Walukow-Timumun dalam
penyampaiannya beliau menghimbau agar jumlah panitia yang sudah aktif sejak
awal biarlah tetap solid; sedangkan kepada anggota panitia yang lainnya agar
bisa lebih aktif lagi untuk mengikuti pertemuan-pertemuan yang sudah disepakati
bersama, mengingat rapat Panitia ini tinggal dua kali lagi akan diadakan oleh
sebab itu mari semua anggota panitia kita rapatkan barisan dan berkomitment
bersama untuk supaya kegiatan besar ini yaitu SARASEHAN PELWAP GPdI Papua Barat
Daya ini terlaksana dengan baik dan memuliakan nama Tuhan demikian tutur beliau
dalam penyampaiannya.
Ada pepatah yang mengatakan, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Ini menunjukkan bahwa ketika orang-orang bekerja sama dalam persatuan, mereka lebih kuat dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Sebaliknya, perpecahan hanya akan membawa kehancuran dan kelemahan. Dalam dunia kerja, kekompakan sangat berperan dalam meningkatkan produktivitas dan efektivitas. Sebuah tim yang solid akan lebih mudah menyelesaikan tugas, karena setiap anggota memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas serta saling melengkapi.
Kebersamaan dan kekompakan adalah kunci keberhasilan dalam segala aspek kehidupan. Dengan bersatu, kita menjadi lebih kuat, lebih efektif dalam bekerja, dan lebih harmonis dalam menjalani kehidupan. Tanpa kebersamaan, manusia akan terjebak dalam kesepian dan kelemahan. Oleh karena itu, marilah kita selalu menjaga kekompakan dan membangun kebersamaan dalam kepanitiaan ini, agar hidup menjadi lebih berarti dan penuh makna.
Dalam rapat ini juga Ketua Panitia Sarasehan PELWAP GPdI Papua Barat Daya Ibu Pdt. Farida Walukow-Timumun, memeberikan kesempatan kepada seluruh anggota yang ada khususnya kepada setiap masing-masing seksi untuk menyampaikan pendapatnya atau masukkannya di setiap tupoksinya masing-masing seksi yang ada. Lalu rapat di tutup dalam doa yang dipimpin langsung oleh Ketua Panitia Sarasehan Ibu Pdt. Farida Walukow-Timumun dan dilanjutkan dengan makan bersama.
Tuhan Yesus Memberkati..!!
0 Komentar